Sumber Gambar : Pexels.com |
Metode/Strategi Penetapan Harga
Peranan harga dalam keadaan persaingan yang makin ketat sangatlah penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, meningkatkan penjualan, dan menjual keuntungan. Adapun dalam penetapan harga haruslah didasarkan atas pertimbangan faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan, seperti peraturan pemerintah, persaingan, perubahan selera atau keinginan dan kebutuhan konsumen, keadaan sosial-budaya, politik, dan teknologi.
Namun secara umum tingkat harga dipengaruhi oleh faktor daya beli konsumen dan persaingan yang terdapat di pasar. Adanya persaingan yang makin ketat biasanya harga yang ditetapkan adalah tingkat harga yang bersaing, artinya tingkat harga itu tidak akan jauh berbeda dengan tingkat harga pesaing.
Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Terdapat 7 metode penetapan harga berbasis permintaan yaitu ;
1. Skimming Pricing
Yaitu, menetapkan harga yang tinggi bagi suatu produk baru atau inovasi dalam tahap perkenalan kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat. Penetapan harga ini akan dilakukan jika konsumen tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbangan kualitas, inovasi, dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhan. Contohnya laptop, handphone, motor, mobil, dan lain-lain.
2. Penetration Pricing
Yaitu, memperkenalan suatu produk baru dengan harga rendah dan harapan akan meningkatkan penjualan dalam waktu yang relatif singkat. Tujuan dari startegi ini untuk mencapai skala ekonomis dan mengurangi biaya per unit serta membangun loyalitas merek pada konsumen. Contohnya Rinso, Downy, Molto, dan lain-lain
3. Price Lining
Yaitu, penjual menentukan beberapa tingkat harga pada semua barang yang dijual tergantung ukuran, dan kualitas produk. Intinya penjual memberikan harga yang berbeda pada lini produk yang berbeda. Contohnya Bioskop 21 memberikan harga yang standar untuk konsumen bioskop jenis standar dan mengenakan harga yang lebih mahal pada konsumen bioskop 21 jenis premier.
4. Prestige Pricing
Yaitu, menetapkan harga yang tinggi sehingga membentuk image kualitas produk yang tinggi, umumnya dipakai untuk produk shopping and speciality. Contohnya Rolex, LV, Nevada, Channel, dan lain-lain.
5. Odd-Even Pricing
Yaitu, menetapkan harga dengan angka ganjil atau harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. Secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah. Contohnya barang yang tadinya dihargai Rp 150.000,-diubah menjadi Rp 149.990.- dimana konsumen nanti akan melihat 149.990 lebih murah dari 150.000,-
6. Demand-Backward Pricing
Yaitu, menetapkan harga jual setelah perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen, kemudian perusahaan menentukan margin yang harus dibayarkan kepada wholesaler dan retailler. Contohnya produsen makanan ringan. Strategi ini banyak ditemui pada produsen makanan ringan atau snack. Mereka mengurangi isinya sedikit demi sedikit untuk menjaga harga snack tersebut tetap diterima oleh konsumen.
7. Bundle Pricing
Yaitu, strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket. Pembeli dapat menghemat biaya, sedangkan penjual dapat menekan biaya pemasarannya. Contohnya Perusahaan Elektronik Fiksi menjual laptop yang satu paket dengan meja belajar, keyboard, dan modem dengan harga Rp 10.000.000. Apabila dibandingkan dengan harga eceran akan jauh lebih mahal. Seperti laptop harganya Rp 9.900.000, meja belajar harganya Rp 200.000, keyboard harganya Rp 300.000, dan modem harganya Rp 400.000. Bila ditotalkan menjadi Rp 10.800 dan selisihnya Rp 800.000
Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan biaya pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya langsung, biaya overhead, dan laba. Metode penetapan harga berbasis biaya terdiri dari tiga, ialah sebagai berikut ;
1. Standard Markup Pricing
Yaitu, menetapkan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan presentase (markup) tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk.
Sumber Gambar : Generix Grup |
Contohnya Supermarket Carrefour menjual berbagai macam kebutuhan mulai dari pakaian, elektronik, aksesoris, furniture, buku, dan masih banyak peralatan lainnya. Dari jenis-jenis kebutuhan tersebut, tentunya memasang markup pricing yang berbeda-beda sesuai dengan jenis toko eceran dan jenis produk yang dijual. Sebagai contoh, pakaian dikenai tambahan 15%, sepatu 20%, furniture 35%, dan lain-lain.
2. Cost Plus Persentage of Cost Pricing
Yaitu, menetapkan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau konstruksi. Contohnya nilai sebuah gedung adalah 2 miliar, fee untuk tenaga pengawas konstruksi sebesar 5%, maka harga gedung berubah menjadi 2,1 miliar (plus 100 jt untuk komisi pengawas)
3. Cost Plus Fixed Fee Pricing
Yaitu, pemasok atau produsen akan mendapat ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, berapa pun besarnya.
Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Penetapan harga yang ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Berikut metode penetapan harga berbasis persaingan.
1. Customary Pricing
Yaitu, metode yang diperuntukkan produk yang harganya ditentukan oleh tradisi, saluran distribusi, atau faktor persaingan lainnya. Contoh barang yang banyak menggunakan metode penetapan harga jual secara customary pricing adalah, beras, gula, tepung.
2. Above, At, or, Below Market Pricing
Menggunakan pendekatan subjektif dalam memperkirakan harga pesaing (harga ditetapkan di atas atau sama atau di bawah harga pasar)
3. Loss Leader Pricing and Sealed Bid Pricing
Untuk promosi khusus di mana perusaaan menjual produk di bawah biayanya. Biasanya strategi penetapan harga Loss leader pricing ini adalah bagian dari strategi perusahaan untuk mendapatkan share produk yang besar, untuk medapatkan konsumen yang lebih besar dan lebih cepat. Jadi strategi ini bersifat sementara, sampai dengan di mana target program / strategi perusahaan telah tercapai.
Metode Penetapan Harga Berbasis Penyesuaian Geografis
Terdapat 2 jenis metode penetapan harga berbasis penyesuaian geografis yaitu;
1. Single Zone Pricing
Yaitu, semua pembeli membayar delivered price yang sama dimana pun mereka berada. Contohnya harga shampoo dan sabun Dove di minimarket seperti Alfa Mart Bandung sama dengan Alfa Mart di Surabaya.
Sumber Gambar : Amazon.com |
2. Multiple Zone Pricing
Yaitu, perusahaan membagi daerah penjualannya menjadi beberapa daerah geografis, setiap pembeli yang berada dalam daerah yang sama akan menanggung delivered price yang sama. Besarnya delivered price tergantung pada biaya trasportasi, tingkat persaingan, dan tingkat permintaan di daerah tersebut. Contohnya majalah dan surat kabar. Strategi ini sering kita temukan pada harga langganan surat kabar atau majalah untuk lokasi di pulau jawa dan luar pulau jawa. Contohnya harga majalah Kawanku untuk Pulau Jawa Rp 15.000 dan untuk luar Pulau Jawa Rp 16.000.
Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Terdapat 3 jenis metode penetapan harga berbasis laba yaitu sebagai berikut:
1. Target Profit Pricing
Menetapkan atas besarnya biaya dalam penetapan harga.
2. Target Return on Sales Pricing
Menetapkan harga tertentu yang dapat menghasilkan laba dalam presentase tertentu terhadap volume penjualan.
3. Target Return on Invesment Pricing
Menetapkan besarnya target ROI tahunan yang diinginkan dalam menetapkan harga.
Demikian artikel materi Strategi Penetapan Harga. Semoga Bermanfaat. Terima Kasih. Jangan lupa baca juga materi berikut.
Baca Juga :
Sumber Materi :
Lestari, Sri. 2019. Perencanaan Bisnis. Malang : Quantum Book
1 Komentar
Makasih kak
BalasHapus